Treatmen
menggunakan single photon beam jarang digunakan kecuali untuk tumor yang ada
dibagian permukaan tubuh. Kriteria yang harus dipenuhi ketika akan menggunakan
single field treatment tersebut adalah:
1. Distribusi
dosis pada daerah tumor yang harus merata
2. Dosis
maksimal untuk sebuah jaringan tidak berlebihan (tidak lebih dari 110% dosis
yang sudah ditentukan)
3. Struktur
kritis dalam jaringan sehat tidak menerima berkas sinar melebihi toleransi
Dua jenis Single field yang umum dikenal
dalam dunia pengobatan adalah :
· Single field of
superficial xray : Rutin digunakan untuk terapi kanker kulit dengan batas
kedalaman beberapa milimeter
· Sedangkan single
megavoltage beam digunakan untuk terapi pada daerah2 yang supraclavicular seperti
kelenjar susu dan bagian bokong.
Meski
distribusinya tidak ideal, single-field technique dalam beberapa hal sangat
mudah untuk digunakan, tentunya tanpa melanggar kriteria yang sudah ditentukan.
Medan radiasi
dapat dikombinasikan dengan berbagai cara. Pertama, dengan menggabungkan dua
medan radiasi yang berkebalikan secara parallel. Selanjutnya, dengan
menggabungkan dua atau lebih medan radiasi yang telah diparalelkan tersebut.
A. Parallel
Opposed Field
Pada teknik ini
digabungkan dua medan radiasi dengan arah berlawanan namun masih dalam satu
sumbu yang sama. Kombinasi paling sederhana dari dua field adalah sepasang
field diarahkan sepanjang sumbu yang sama dari sisi yang berlawanan pada volume
treatmen (target).
Keuntungan parallel opposed field:
- Susunannya
sederhana dan reproduktif
- Dosisnya
homogen pada setiap bagian tumor
- Peluang
kecil untuk terjadi kesalahan geometris
- Memberikan
field size yang besar dan mampu mencover seluruh bagian volume dari tumor.
Kerugian parallel opposed field:
- Dosis
berlebihan untuk jaringan normal di bagian atas atau bawah tumor
Gambar
1 Distribusi Composite isodose untuk sepasang medan paralel berkebalikan. A:
Setiap beam diberikan dosis sebesar
100 pada kedalaman Dmax, B: teknik Isosentrik, setiap beam berkontribusi 100rad pada isocenter.
Distribusi isodosis untuk sepasang bidang parallel
berkebalikan dapat diperoleh dengan menambahkan distribusi dosis kedalaman masing-masing
bidang (Gambar 2). prosedu pengguna terdiri dari gabungan beberapa titik perpotongan
kurva isodosis dari masing-masing bidang yang memiliki jumlah total nilai dosis
yang sama. distribusi yang dihasilkan menunjukkan distribusi isodosis gabungan
yang telah dinormalisasi dengan bobot masing-masing bidang. Penyinaran biasanya diberi bobot sebesar 100 satuan
dosis pada kedalaman Dmax dengan menggunakan teknik SSD atau pada isocenter
untuk teknik isosentic. Gambar 2A, menggambarkan bahwa dosis minimum di
jaringan sekitar tumor adalah 110. Hal ini menyatakan bahwa dengan memberikan
dosis pada kedalaman Dmax sebesar 100 rad dari setiap sumber akan menghasilkan
dosis minimum sebesar 110 rad di sekitar tumor. Sedangkan pada Gambar 2B dengan
menggunakan teknik isosentrik, setiap sumber memberikan dosis pada titik tengah
kedalaman tumor sebesar 100 rad, sehingga daerah disekitar tumor akan memiliki
dosis minimum 190 rad.
A.1.
Patient thickness versus dose uniformity
Salah satu keuntungan dari parallel opposed beams
adalah distribusi dosis dalam penyinaran target bisa dibuat seragam.
Keseragaman dari distribusi tergantung dari ketebalan, energi berkas, dan
kerataan berkas.Umumnya saat ketebalan meningkat atau energi berkas menurun,
dosis maksimum di dekat permukaan meningkat relatif terhadap titik tengah
dosis.Efek ini disebut tissue lateral effect.
Gambar 2 Kurva dosis kedalama untuk medan parallel
berkebalikan pada titik tengah kedalaman. Ketebalan pasien= 25 cm, field size =
10 x 10 cm, SSD = 100 crn.
A.2. Edge Effect (Lateral
Tissue Damage)
Saat melakukan pengobatan dengan beberapa sumber timbul
pertanyaan mana yang lebih baik melakukan penyinaran dengan medan radiasi
tunggal per hari untuk sumber yang berbeda atau melakukan beberapa penyinaran
dalam satu hari dengan beberapa sumber? Wilson dan Hall(17) telah
mendiskusikannya dengan berpedoman pada kurva kelangsungan hidup sel dan
perumusan Elli untuk time-dosis-fractionation diperoleh kesimpulan:
1) tidak
disarankan melakukan penyinaran dengan medan radiasi tunggal per hari walaupun
untuk sumber yang berbeda. Melainkan penyinaran dilakukan dalam hari yang sama.
2) Tidak
disarankan untuk mengkombinasikan energi sumber rendah dan energi sumber tinggi
dalam satu enyinaran, melainkan menggunakan sumber energi medium.
Sehingga untuk parallel
opposed beams, berdasarkan cell survival curves dan Ellis’s time-dose-fractionation
formula, menunjukan bahwa mentreatmen dengan satu field / hari menghasilkan
kerusakan biologi lebih besar dibandingkan mentreatmen dengan dua
field/hari. Walau faktanya jumlah dosis
yang diberikan sama. Fenomena ini disebut the edge effect.
A.3.
Integral dose
Salah satu cara membandingkan distribusi dosis
untuk kualitas beam yang berbeda adalah
menghitung integral dose untuk dosis tumor yang diberikan. Integral dose adalah
mengukur total energi yang terserap di volume treatmen. Untuk single beam
seperti radiasi gamma, Meynoard memformulasikan integral dose sbb:
Σ = integral dose
Do = dosis tertinggi sepanjang sumbu
tengah
A = luas Field
d = ketebalan
d1/2 = setengah dari kedalaman dosis
SSD = source surface distance
Gambar
3 Dosis Integral sebagai fungsi dari energy photon, ketika memberikan 1000 rad
pada titik tengah dari ketebalan pasien 25 cm, field size berdiameter 10 cm,
SSD 100 cm. (Redrawn
from Podgorsak EB, Rawlinson JA, Johns HE. X-ray depth doses for
linear accelerators in the energy range from 10 to 32 MeV. Am J Roentgen01 1975;123:182.)
Dosis integral memiliki satuan gram-rad atau kilogram-Gray
atau Joule. Gambar 4 menampilkan kurva dosis integral untuk setiap energi sumber
dengan dosis tumor 1000 rad, kedalaman 12,5 cm, dan ketebalan pasien 25cm
dengan menggunakan Bidang Paralel berkebalikan. Dari kurva tersebut dihasilkan
kesimpulan photon yang memiliki energy lebih tinggi memberikan nilai dosis
integral lebih kecil. Secara umum, dalam
penyinaran harus dipertahankan agar dosis integral yang diterima seminimal
mungkin.
B. Multiple
Fields
Satu
hal yang paling penting dalam perencanaan pengobatan adalah untuk mengirimkan
dosis maksimum ke titik tumor dan dosis minimum ke jaringan disekitarnya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
memenuhi tujuan tersebut, yaitu :
1)
Menggunakan sumber dengan
ukuran yang sesuai
2)
Meningkatkan banyaknya
sumber atau portal
3)
Memilih arah sumber
radiasi yang sesuai
4)
Menyesuaikan bobot
penyinaran (kontribusi dosis dari tiap sumber radiasi)
5)
Menggunakan energi sumber
yang sesuai
6)
Menggunakan modifikasi
sumber seperti filter dosis dan kompensator.
Gambar 4 Contoh skematik diagram
untuk multiple beams. A: Dua pasang medan yang berlawanan dengan sudut 900,
B: Dua pasang medan yang berlawanan dengan sudut 1200, C: tiga
pasang medan berlawanan: satu arterior dan dua posterior, dengan sudut 450
dari sumbu vertical.
Walaupun
penggunaan multiple beam dapat
menghasilkan distribusi dosis yang baik namun ada beberapa batasan secara
klinis maupun teknis yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Khan, Faiz M. The Physics of Radiation Therapy .USA:
Lippincott Williams & Wilkins.2003